Sandi: Tka Harus Dapat Berbahasa Indonesia!, Ma'ruf: Jumlah Tka Di Ri Paling Rendah Di Seluruh Dunia




  Ayo  Jalan Terus !  -  Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno mengeluhkan banyaknya tenaga kerja abnormal (TKA) yang bekerja di Indonesia. Karena ini tidak keberpihakan kepada anak negeri.


Untuk itu, pasangan nomor urut 02 ini apabila dipercaya oleh masyarakat menjadi kepala negara, maka memastikan TKA yang bekerja di Indonesia harus dapat berbahas nasional. Seperti halnya warga negara Indonesia yang bekerja ke luar negeri perlu dapat bahasa asing.
“Untuk tenaga kerja abnormal kami mempunyai konsep yang sangat jelas, bahwa kami akan pastikan siapapun yang kerja, perlu dapat berbahasa Indonesia. Seperti para tenaga kerja kita yang pergi ke luar negeri harus dapat mengasah keterampilan,” ujar Sandi di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3).
Dia juga memastikan juga perbandingan antara tenaga kerja abnormal dengan lokal terukur. Sehingga tidak ada perbedaan TKA jumlahnya lebih tinggi dari pekerja lokal.
“Karena jumlah tenaga kerja terukur dengan baik, dengan menawarkan aspek keadilan,” kata Sandi.


Bahkan, Sandi menyampaikan jangan menciptakan anak negeri dalam mencari pekerjaan di Indonesia merasa tersingkirkan alasannya ialah jumlah TKA yang bekerja di dalam negeri. Dirinya berjanji akan berpihak kepada anak negeri.
“Kalau ada lowongan lapangan kerja berikanlah kepada tenaga kerja belum dewasa negeri kita sendiri, jangan mereka disingkirkan dan terasing alasannya ialah ada tenaga kerja asing,” katanya.
Sementara, Cawapres nomor urut 01, Ma’ruf Amin menyampaikan adanya TKA yang bekerja di Indonesia hanya untuk bidang-bidang tertentu, bukan untuk buruh kasar. Sehingga memang pemerintah tetap memprioritaskan kepada anak negeri.
“Tenaga kerja abnormal hanya dibolehkan terhadap bidang-bidang yang memang tidak ada tenaga dalam negeri. Saya kira itu kebijakan yang ada. Dalam rangka transfer of teknologi biar belum dewasa kita menjadi tenaga yang terampil,” kata Ma’ruf. [jp]



Ma'ruf: Jumlah TKA di RI 0,1 persen, Paling Rendah di Seluruh Dunia



Cawapres nomor urut 02 Ma'ruf Amin menyebut angka tenaga kerja abnormal (TKA) di Indonesia terkendali. Bahkan, jumlahnya tidak mencapai angka satu persen.

Hal tersebut dikatakan Ma'ruf ketika menanggapi pertanyaan dari cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno yang menyebut kualitas lapangan kerja di Indonesia belum optimal. Terlebih ditandai pemerintah yang menghapus hukum TKA bekerja di Indonesia boleh memakai bahasa asing.

"TKA di Indonesia terkendali dengan hukum yang ada, jumlahnya di bawah 0,1 persen, dan itu paling rendah di seluruh dunia," ujar Ma'ruf Amin dalam debat di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3).

Untuk menawarkan lapangan kerja kepada masyarakat, lanjutnya, maka perlu diciptakan iklim kerja yang aman baik di dunia perjuangan maupun di dunia industri.

"Memberikan jalan masuk keuangan yang mudah, terukur, pengembangan bank wakaf mikro, dan lain-lain. Maka dunia perjuangan tumbuh dan juga lapangan kerja," katanya.

Sekadar informasi, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri menegaskan bahwa tidak ada serbuan TKA di Indonesia. Hanif mengajak masyarakat untuk memperhatikan data Direktorat Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing (PPTKA) Kemenaker yang memperlihatkan jumlah TKA.

Berdasarkan data Direktorat PPTKA, diketahui bahwa TKA yang bekerja di Indonesia pada 2017 tercatat sebanyak 85.974 orang. Sementara, merujuk data PPTKA Kemenaker, jumlah IMTA (Izin Menggunakan Tenaga Kerja Asing) yang diterbitkan bagi TKA jangka panjang dan jangka pendek pada 2015 sebanyak 111.536 orang, 2016 sebanyak 118.088 orang, dan 2017 sebanyak 126.006.

Sedangkan, data jumlah IMTA yang berlaku pada 2015 sebanyak 77.149 orang, pada 2016 sebanyak 80.375, dan pada 2017 sebanyak 85.974 orang. Sehingga, jikalau diperbandingkan dengan jumlah TKA di negara lain, persentase TKA di Indonesia hanya di kisaran kurang dari 0,1 persen. Karena jumlah TKA di Indonesia hingga simpulan 2017 hanya sekitar 85 ribu dari banyak sekali negara.

Editor           : Saugi Riyandi 
Reporter      : Gunawan Wibisono 

Copy Editor : Fersita Felicia Facette




Sandi: Rakyat Kita 7.000.000 Menganggur, Tapi Asing Malah Dikasih Pekerjaan


Calon wakil presiden Sandiaga Uno mempertanyakan pengentasan duduk perkara pengangguran yang dilakukan pemerintah. Jumlah pengangguran yang mencapai 7 juta dan kualitas lapangan pekerjaan yang belum optimal, pemerintah justru memberi kesempatan bagi tenaga kerja asing.
Dalam sesi debat yang mengharuskan mengadu gagasan, Sandi mempertanyakan kebijakan pemerintah yang justru mencabut beberapa keharusan bagi tenaga kerja asing.
Seperti keharusan tenaga abnormal dapat berbahasa Indonesia. Juga perbandingan jumlah tenaga kerja abnormal dan tenaga kerja lokal, serta berkaitan dengan visa khususnya untuk tenaga kerja pada strata bawah.

“Kita melihat banyak sekali saudara- saudara kita belum mendapat kesempatan kerja, tapi pada satu sisi yang lain justru lapangan kerja tersebut diberikan kepada warga negara asing,” katanya.

Selain itu, Sandi juga menyapaikan duduk perkara tenaga honorer yang hingga hari ini belum mendapat keadilan. Mereka juga belum ditingkatkan statusnya dan kesejahteraannya. Sistem outsourcing yang ada ketika ini juga memberatkan bagi dunia usaha.
“Sistem outsourcing sangat tidak adil bagi tenaga kerja. Tidak ada kepastian kerjanya, sistem upah juga yang menekan sahabat sahabat serikat pekerja. Teman-teman dari pengemudi transportasi online belum mendapat derma kerja yang selayaknya,” kata Sandi.
Karena itu, Sandi menanyakan kepada KH Ma’ruf Amin, taktik apa dimiliki untuk memastikan bahwa pemerintah mempunyai keadilan dalam menyediakan tenaga kerja untuk anak negeri.
Calon wakil presiden Ma’ruf Amin memberikan bahwa tenaga kerja abnormal di Indonesia terkendali dengan hukum yang ada. Menurutnya, jumlah tenaga abnormal ketika ini di bawah 0,01 persen dan itu ialah paling rendah di seluruh dunia.
“Lihat datanya. Untuk menawarkan lapangan kerja kepada masyarakat kita akan lakukan dengan menawarkan iklim kerja yang aman untuk dunia perjuangan maupun juga dunia industri. Memberikan jalan masuk keuangan yang gampang terukur pengembangan bank wakaf mikro mekar dan lain lain,” kata Ma’ruf Amin.
Dengan taktik ini, Ma’ruf amin yakin dunia perjuangan akan tumbuh dan terbuka lapangan kerja. Dengan adanya infrastruktur digital, telah tumbuh usaha-usaha startup. Selama lima tahun, telah menyebarkan 1.000  startup.

“Padahal di Iran untuk 1.000 startup itu memerlukan waktu 10 tahun. Karena itu, untuk hingga tahun 2024 kami estimasikan kita dapat menumbuhkan 3.500 startup sehingga membuka lapangan lapangan kerja walaupun angka pengangguran menyerupai saya katakan sudah turun tapi akan terus ditekan turun lagi,” kataya. [vva]


Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya  @Tahukah.Anda.News

republished by Ayo Jalan Terus! -  Suarakan Fakta dan Kebenaran ! 




Sumber https://ayojalanterus.blogspot.com

0 komentar