Selamat Tinggal, Ujian Nasional! 😇😇, Dr. Kecerdikan Handrianto : 'Kenapa Harus Dihapus? Ini Jawabannya




SELAMAT TINGGAL, UJIAN NASIONAL!


  Ayo  Jalan Terus !  - Anak aku yang paling besar bertanya, "Pa, jikalau Pak Sandi menang, nggak ada ujian lagi?"

"Oh, ujian tetep ada nak. Masih perlu untuk mengetahui progres pendidikan masing-masing sekolah, sebagai materi evaluasi, serta untuk mengetahui talenta masing-masing anak didik. Tapi bukan penentu kenaikan kelas. Yang ditiadakan itu ujian nasional, alasannya keuntungannya nggak jelas." jawab saya.

"Kok UN dapat kurang bermanfaat, Pa?" anak aku melanjutkan pertanyaan.

"Ya kurang bermanfaat. Yang tahu dan mengenal belum dewasa didik kan para guru di masing-masing sekolah. Yang tahu talenta tiap-tiap murid kan para guru yang mendidik mereka. Dan talenta tiap-tiap anak niscaya unik, berbeda-beda. Lalu
mengapa yang menguji bukan orang yang mengenal mereka? Dan mengapa talenta beraneka ragam itu diuji dengan materi ujian yang sama? Kan mubadzir dan kurang bermanfaat. Malah bikin belum dewasa stres."

"Ujian lokal hanya untuk mengenal talenta masing-masing anak, kemudian dari situ para orang renta dapat diarahkan, ke sekolah mana belum dewasa mereka sebaiknya melanjutkan jenjang pendidikannya. Dengan begini, belum dewasa dapat digali potensi mereka semenjak dini, selanjutnya diarahkan dan diasah di sekolah menengah junior, kemudian digembleng di menangah atas. Ketika belum dewasa didik merasa sreg dan cocok dengan materi pendidikan yang mereka terima, mereka jadi bahagia dan rajin sekolah. Sekolah bukan lagi menjadi beban dan daerah angker bagi belum dewasa ibarat kamu."

"Nah, diharapkan, walaupun gres lulus SMA, belum dewasa muda ini sudah siap kerja. Dan pemerintah sudah menyiapkan lapangan kerja buat mereka. Dan bagi yang ingin mengasah lebih dalam lagi keahliannya sehingga dapat menjadi lebih profesional, mereka dapat kuliah."

"Begitu, Bi," aku mengakhiri penjelasan.

"Keren ya, Pa, misi Pak Sandi."

"Iya dong. Gitu cara berpikir orang cerdas."

"Pak Prabowo-Sandi dapat menang nggak Pa?"

"Papa nggak tahu, Nak. Kan nggak semua orang Indonesia cerdas."

(Wendra Setiawan)





DR. Budi Handrianto : "Kenapa UN Harus & Wajib Dihapus? Ini Jawabannya"



Oleh: Dr. Budi Handrianto

Saya sendiri heran dengan UN (Ujian Nasional). Seluruh anak, guru, kepala sekolah, orang tua, tetangga, penjual makanan, dll heboh pas menghadapi UN. Pas soal tiba dan pelaksanaan UN, sekolah dijaga polisi bersenjata. Ini mau perang atau mau ujian? Semua orang dibentuk heboh dengan UN. Yang jadi duduk masalah adalah, seolah-olah semua anak harus lulus UN. Tidak lulus UN jelek bahkan aib. Akhirnya ada sekolah atau kanwil yang berusaha -apapun caranya, anak didiknya lulus 100%. Padahal namanya ujian ya ada yang lulus ada yang enggak. Biasa saja itu.

Belum lagi efek negatif bahwa "harus lulus UN" yaitu ketidakjujuran. Kita paham ada saja soal yang bocor. Ada pihak-pihak tak bertanggung jawab yang menjual soal dan tanggapan UN. Sering aku dengar malam hari sebelum UN anak bukannya berguru tapi kasak kusuk mencari orang yang menjual bocoran UN yang harganya dapat jutaan. Kadang sang penjual gres muncul jam 4 pagi dan dengan "sabar" belum dewasa itu menunggu. Sekolah itu daerah mendidik anak menjadi baik dan jujur. Bukan malah mendidik anak menjadi curang dan alhasil jadi koruptor ketika jadi pejabat. Pihak sekolah (dan kementrian) memang tidak mendidik kebohongan dan kecurangan. Tapi sistem yang diterapkan itulah yang mendorong anak untuk berbuat curang.

Ada lagi yang menciptakan saya heran. Bila kita perhatikan tujuan Pendidikan Nasional dalam UU No. 20/2003 pasal 3 berbunyi, "....bertujuan untuk berkembangnya potensi akseptor didik biar menjadi insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Kaprikornus setiap murid yang lulus harus (1) Beriman dan bertakwa kepada Allah SWT (2) berakhlak mulia (3) sehat (4) bakir (5) dll (perhatikan urutannya)….Mestinya mata pelajaran yang di-UN-kan untuk tujuan Pendidikan di atas yaitu (1) Pelajaran Agama (2) Pelajaran Agama Plus PPKN (dulu PMP) (3) Olah raga dan kesehatan (4) IPA/IPS/Matematika/Bahasa (5) dll...

Mengapa kini yang di-UN-kan yaitu Matematika, IPA/IPS, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris? Mari kita perbaiki bersama sistem Pendidikan kita. Yang penting yaitu penilaian belajar, bukan UN.

Setuju aku dengan tawaran Pak Sandi.

***

Ada yang membantah Sandi tidak relevan, alasannya UN kini tidak lagi menjadi syarat kelulusan.

Justru itu, apa yang disampaikan Sandi sangat relevan. Sudah tidak dipakai sebagai syarat kelulusan tetapi masih dilaksanakan dengan menghabiskan anggaran triliunan??? Mending dihapus sekalian. Mendikbud Anies sudah memulainya dengan menghilangkan fungsi UN tapi berandal masih belum tulus proyeknya hilang. Prabowo-Sandi akan menuntaskannya!

Justru sangat relevan. Sudah tidak dipakai tetapi masih menghabiskan anggaran triliunan? Mending dihapus sekalian. Mendikbud Anies sudah memulainya dgn menghilangkan fungsi UN tapi berandal masih belum tulus proyeknya hilang. Prabowo-Sandi akan menuntaskannya.




Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya  @Tahukah.Anda.News

republished by Ayo Jalan Terus! -  Suarakan Fakta dan Kebenaran ! 




Sumber https://ayojalanterus.blogspot.com

0 komentar