Survei Lsi: Kalangan Cendekia Pilih Prabowo-Sandi 02, Golput Besar - Joko Widodo Kalah

  Ayo  Jalan Terus !  -  Penelitian yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan, pemilih dari kalangan terpelajar lebih banyak yang mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

“Prabowo-Sandi unggul di kantong bunyi kalangan terpelajar,” ujar peneliti LSI Ikrama Masloman dalam jumpa pers di Kantor LSI, Jakarta, Selasa (19/3).


LSI melaksanakan survei pada 18-25 Februari 2019, dengan proses wawancara tatap muka kepada 1.200 responden. Peneliti lalu menanyakan pasangan calon mana yang akan dipilih oleh 9,3% responden yang tergolong sebagai kalangan terpelajar.
Dalam proses pengambilan data, selain wawancara, peneliti memakai simulasi surat suara. Hasilnya, 45,4% menentukan Prabowo-Sandi. Sementara, kalangan terpelajar yang menentukan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin jumlahnya 36,1%. Kemudian, ada 1,8% bunyi tidak sah.
Selain itu, ada 16,7% yang menyatakan diam-diam dan tidak tetapkan pilihan. Menurut Ikram, menurut dinamika pinjaman yang diteliti semenjak Agustus 2018 sampai Februari 2019, keunggulan Prabowo-Sandi di kalangan terpelajar mulai stabil rata-rata di atas 7%.
Penelitian ini memakai metode multistage random sampling, dengan melibatkan 1.200 responden. Proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dan memakai kuesioner.
Adapun, margin of error dalam penelitian ini lebih kurang 2,9 persen. Peneliti memakai dana corporate social responsibility (CSR) internal dalam penelitian. Adapun, sumber dana tersebut berasal dari laba jasa konsultan yang dilakukan di bidang politik. [ktn]

LSI: Jika Angka Golput Besar, Terbuka Kemungkinan Jokowi Kalah



 Hasil sigi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menunjukkan, calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi paling dirugikan bila angka golput di pemilihan presiden 2019 besar. Bahkan, peneliti LSI Ikrama Masloman menyebut, terbuka kemungkinan Jokowi dikalahkan Prabowo Subianto, bila petahana tak berhasil mengelola partisipasi pemilih.

Musababnya, ujar Ikrama, selisih elektabilitas Jokowi dan Prabowo dikala ini, tak lebih besar dari angka golput 2014. "Angka golput 2014 sebesar 30,42 persen. Sementara selisih elektabilitas dua paslon ini 27,8 persen," ujar Ikrama di kantornya, Jalan Pemuda, Jakarta Timur pada Selasa, 19 Maret 2019.

LSI memprediksi, angka golput dalam pemilihan presiden 2019 ini meningkat daripada pilpres 2014. Prediksi itu menurut hasil sigi LSI yang mengatakan kurang lebih sebulan menjelang pemilihan presiden 2019, pemilih yang tahu pelaksanaan pilpres akan dilaksanakan pada bulan April 2019 hanya sebesar 65,2 persen.

Dari mereka yang tahu bahwa pilpres akan dilaksanakan April 2019, sebesar 75,8 persen dapat menjawab dengan benar bahwa tanggal pelaksanaan pilpres yaitu 17 April 2019. "Artinya bila ditotal secara populasi, hanya 49,4 persen dari pemilih Indonesia yang terinformasi dan menjawab dengan benar bahwa pelaksanaan pilpres dan pileg dilangsungkan pada tanggal 17 April 2019," ujar Ikrama

Selain minimnya informasi, menguatnya sentimen politik identitas dan hoaks diprediksi semakin menambah angka golput dalam pilpres 2019 ini. "Pemilih jenuh akan polarisasi yang terjadi, sehingga kecenderungan golput semakin tinggi," ujar Ikrama.


Survei LSI Denny JA mengatakan bahwa pemilih pasangan Prabowo-Sandi lebih militan dibanding pemilih Jokowi-Maruf. Mereka ingin tiba ke TPS alasannya yaitu merasa suaranya penting untuk mengagalkan Jokowi - Ma'ruf menjabat kembali. "Jadi, PR kubu Jokowi dikala ini yaitu meningkatkan partisipasi masyarakat," ujar Ikrama.


Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui isu menarik lainnya  @Tahukah.Anda.News

republished by Ayo Jalan Terus! -  Suarakan Fakta dan Kebenaran ! 




Sumber https://ayojalanterus.blogspot.com

0 komentar