Tagar #Inaelectionobserversos Jadi Trending Dunia ! Dugaan Pegawanegeri Tidak Netral Pilpres 2019

Dugaan Aparat Tidak Netral Pilpres 2019 Puncaki Trending Topic Dunia


 Tagar #INAelectionObserverSOS memuncaki trending topic dunia pada Rabu siang (20/3). Tagar ini berusaha menarik perhatian dunia internasional untuk menyoroti kepolisian RI yang dianggap tidak netral di pemilihan presiden Indonesia.
Sebelumnya, sejumlah akun membuatkan tagar #PolisiTidakNetral dan #WasitKokIkutMain yang sempat meramaikan lini masa twitter Indonesia. Tagar itu diunggah dengan video dan narasi yang menuduh polisi tak netral dan cenderung mendukung Calon Presiden inkumben Joko Widodo dalam Pilpres 2019.



Misalnya tuduhan terhadap Kampanye Millenial Road Safety Festival (MRSF) yang digelar Polisi Republik Indonesia di Jawa Timur pada Ahad, 17 Maret 2019 yang menuai kontroversi. Acara yang semula digelar untuk mengurangi korban kemudian lintas ini, diduga disisipi acara politik yang ditengarai menguntungkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Tudingan bahwa program tersebut dianggap bermuatan politis berangkat dari sekelompok penerima memutar lagu berjudul Jokowi wae (Jokowi saja) dalam program yang digelar di jembatan Suramadu itu. “Jokowi Wae mas, Jokowi wae, ojok liyane, ojok liyane Jokowi Wae (Jokowi saja, jangan yang lain),” begitu bunyi dari lagu yang diputar penerima MRSF 2019. Dalam beberapa program MRSF, diketahui terpampang poster Jokowi.

Belum tuntas urusan MSRF, polisi juga dituding tak netral dari sebuah video yang beredar. Video itu diunggah oleh akun Twitter @JackVardan pada 18 Maret 2019, dengan kalimat ‘Wasit jangan ikut kompetisi, tugasmu mengayomi.’
Dalam video berdurasi 27 detik itu terlihat sejumlah warga tengah duduk berjajar di sebuah ruangan. Sementara ada dua orang berseragam cokelat mengabadikan insiden itu.
Selain itu informasi aplikasi Sambhar beberapa waktu kemudian juga masih dibahas. Institusi Polisi Republik Indonesia dituding membentuk pasukan buzzer mendukung Jokowi-Ma’ruf dengan memakai aplikasi android Alumni Sambhar.
Berikut cuitan warganet dengan tagar #INAelectionObserverSOS,
Mariska Lubis@lubis_mariska
To the world, we shall not stand still waiting for the worst nightmare to come. We need to fight to get freedom. Democracy is what we need. Please do send your International Election Observers to witness our upcoming Presidential Election. We need it!
Asdwin Noor@AsdwinQuemama
Mayday ! SOS !
Indonesia Urgently needs International organization Observer to watch the upcoming General Election on April 17, 2019 
Media Indonesia
@mediaindonesia
14 Ribu Surat Suara Salah Cetak di Dapil V Sulsel
http://mediaindonesia.com/read/detail/224342-14-ribu-surat-suara-salah-cetak-di-dapil-v-sulsel …
Bela Agama dan Ulama@hendracahya
Dear Sir
Our people had lost confidence in our election legitimacy due to unfair practice of the regime, may we request the international independent body to observe the current election practice in our country. Thank you very much for your attention. 
Mbah_Liem #2019PrabowoPresidenRI@liem_id
Harus diwaspadai…
Kecurangan dapat mengalahkan Prabowo-Sandi
Elektabilitas Jokowi tak Sampai 50%, BPN: Insya Allah Kami Menang https://ayojalanterusberjuang.blogspot.com/search?q=?m=1 …
(*)
Tagar #INAelectionObserverSOS Makara Trending Dunia

Tagar di twitter, dikala ini jadi alat perang terutama dalam masa kampanye. Ujungnya dipakai untuk membuatkan ujaran kebencian, bukan untuk menebar maksud dari tagar tersebut.

Apa Maksud Tagar #INAelectionObserverSOS yang Makara Trending Twitter

Konten.co.id – Tagar #INAelectionObserverSOS jadi trending twitter dunia pada Rabu (20/3/2019). Namun sampai kini, tagar tersebut masih bertahan di trending twitter Indonesia.
Total sudah 393 ribu twit yang memakai tagar tersebut. Tagar tersebut dipakai warganet alasannya menuding pegawanegeri kepolisian tak netral. 
Warganet meminta adanya pengawas Pemilu internasional semoga tak terjadi kecurangan. 
Pasalnya pegawanegeri kepolisian sebagai ‘wasit’ dalam Pemilu, malah dituduh ikut andil bab dalam memenangkan salah satu calon presiden.
Tudingan warganet itu dimulai dikala akun opposite menciptakan sebuah video yang menyebut polisi menjadi buzzer capres 01, melalui aplikasi my shambar.
Lalu video sejumlah polisi mengajak masyarakat berterima kasih ke Presiden Joko Widodo juga semakin menyulut emosi warganet.
Terakhir, tuduhan terhadap Kampanye Millenial Road Safety Festival (MRSF) yang digelar Polisi Republik Indonesia di Jawa Timur pada 17 Maret 2019 yang menuai kontroversi. 
Acara yang  digelar untuk mengurangi korban kemudian lintas ini, diduga disisipi acara politik yang ditengarai menguntungkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Sebelumnya, sejumlah akun membuatkan tagar #PolisiTidakNetral dan #WasitKokIkutMain. Tagar itu juga meramaikan lini masa twitter semenjak Rabu.
Keberadaan tagar di twitter dalam masa kampanye Pemilu 2019 sepertinya akan semakin ramai. Penggunaan tagar sengaja dilakukan untuk menarik perhatian warganet.
Penggunaan tagar pun masif dilakukan dan disebarkan oleh sejumlah akun. Sejumlah akun yang membuatkan akun menyebut dirinya netral.
Namun dikala menjadi trending, tagar tersebut dipakai oleh kelompok tertentu untuk memberikan ujaran kebencian. Bukannya memberikan maksud tagar sesuai yang diinginkan. (FW)






Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya  @Tahukah.Anda.News

republished by Ayo Jalan Terus! -  Suarakan Fakta dan Kebenaran ! 




Sumber https://ayojalanterus.blogspot.com

0 komentar