Ayo Jalan Terus ! - Hasil survei Litbang Kompas yang gres dirilis menggambarkan bahwa masyarakat Indonesia mulai menginginkan adanya perubahan yang mutlak. Masyarakat mulai jenuh dengan sejumlah rekayasa informasi yang dilakukan pemerintah dikala ini.
Begitu kata analis sosial dari Universitas Bung Karno (UBK) Muda Saleh dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi, Rabu (20/3).
“Apa yang terjadi dikala ini kan, dikatakan semua baik-baik saja, entah itu ekonomi, sosial, angka kemiskinan dan bahkan survei-survei yang merujuk pada evaluasi Jokowi-Maruf, kebanyakan bunga-bunga,” ujarnya.
Masyarakat, kata dia, ingin biar Jokowi jujur dalam memberikan hasil capaian yang diraih. Semisal ekonomi yang sedang tidak sehat dan kebakaran hutan. Masyarakat, sambungnya, sempat kecewa karena dalam debat pilpres Jokowi memanipulasi informasi tersebut.tersebut.
“Ya, harapannya kan presiden sanggup menawarkan informasi yang jujur. Ini kan (saat debat) sanggup dikatakan manipulatif informasi,” tegasnya.
Baginya, Jokowi sudah terlambat untuk memperbaiki penyampaian informasi-informasi yang jujur itu kepada masyarakat, mengingat hari pencoblosan pilpres tinggal hitungan hari,
“Masyarakat kita sudah bergeser, tak lagi suka dengan ‘ketokohan’ melainkan visi dan misi yang membangun peradaban, ekonomi dan sistem yang juga membangun Indonesia lebih baik, satu saja yang paling pas dilakukan oleh Jokowi, yaitu meminta maaf kepada bangsa Indonesia,” tutupnya.
Survei Litbang Kompas memperlihatkan elektabilitas Jokowi-Maruf mengalami penurunan dari Oktober 2018 sebesar 52,6 persen menjadi 49,2 persen di bulan Maret. Sementara pesaingnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengalami kenaikan. Dari 32,7 persen di bulan Oktober menjadi 37,4 persen di bulan Februari.
Kini gap kedua pasangan itu menyempit menjadi 11,8 persen. (rmol)
Hasil Survei Kompas, Lampu Kuning Menuju Lampu Merah Buat Petahana
Hasil survei Litbang Kompas yang merilis Capres petahana Joko Widodo memperoleh elektabilitas di bawah 50 persen menerima respons dari banyak sekali pihak.
Pasalnya hal itu dinilai sebagai sinyal kekalahan kubu 01. Biasanya capres petahan selalu bertengger di atas 50 persen.
Pengamat politik, Iwel Sastra menyatakan rasa salutnya kepada Libang Kompas yang sudah mengeluarkan survei tersebut. Dia pun juga menelisik bahwa hal ini yaitu lampu kuning buat Jokowi.
Pengamat politik, Iwel Sastra menyatakan rasa salutnya kepada Libang Kompas yang sudah mengeluarkan survei tersebut. Dia pun juga menelisik bahwa hal ini yaitu lampu kuning buat Jokowi.
"Jelas dalam survei tersebut angka calon petahana elektabilitasnya di bawah 50 persen. Ini suatu hal yang sangat-sangat tidak baik ibarat lampu kuning menuju lampu merah untuk petahana," ungkap Iwel kepada redaksi, Kamis (21/3).
Dia menilai hasil survei itu lantas disambut baik oleh masyarakat. Karena selama ini masyarakat hanya disuguhi hasil-hasil survei semu yang pemilik forum surveinya yaitu simpatisan kubu 01.
"Karena selama ini hasil survei yang banyak, angka petahana itu di atas 50 persen. Tapi itu dikeluarkan oleh lembaga-lembaga survei yang serumpun. Disebut serimpun artinya yaitu lembaga-lembaga survei yang di belakangnya memang menjadi konsultan di paslon 01," bebernya.
Iwel menyatakan meski mereka membantah itu tapi rekam jejaknya di media umum cenderung mendukung 01.
"Walaupun mereka membantah tapi kan selalu mengeluarkan meme paslon 01," selorohnya.
"Nah kehadiran survei Litbang Kompas ini tentu disambut baik oleh masyarakat alasannya yaitu ada keinginan bahwa Litbang Kompas ini yaitu media yang netral tidak berpihak ke paslon 01 maupun 02," pungkas Iwel menambahkan. 
https://politik.rmol.co/read/2019/03/21/383031/hasil-survei-kompas-lampu-kuning-menuju-lampu-merah-buat-petahana
Editor: Ruslan Tambak
Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News
0 komentar