Ayo Jalan Terus ! - Porsi utang yang terus meningkat diyakini bakal menjadi beban bagi Indonesia, terlebih lagi berdasarkan Ekonom Indef Bhima Yudisthira bahwa bunga utang RI merupakan yang tertinggi se-Asia Pasifik. Sebelumnya Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada tamat Januari 2019 sebesar USD383,3 miliar sekitar setara dengan Rp5.366,2 triliun (kurs Rp14.000/USD).
“Beban bunga utang menciptakan fiskal menyempit. Disaat yang bersamaan rasio pajak Indonesia hanya 11,5% terendah dibanding negara ASEAN lainnya,” ujar Bhima dikala dihubungi SINDOnews di Jakarta, Sabtu (16/3/2019).
Peningkatan utang luar negeri Indonesia terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral mencapai sebesar USD190,2 miliar serta utang swasta termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sampai USD193,1 miliar. Akibat peningkatan tersebut, sambung Bhima menilai beberapa proyek infrastruktur yang tengah digarap bakal terhambat.
Hal itu dikarenakan pemerintah Indonesia harus membayar utang yang mencapai Rp5.366 triliun. “Kenaikan nominal utang maupun bunganya bisa menciptakan proyek infrastruktur pemerintah terhambat. Kecuali diserahkan ke BUMN dan kerjasama bersama swasta,” katanya
Kendati demikian, ia menegaskan Indonesia diyakini bisa membayar utang alasannya yakni tidak mempunyai sejarah gagal bayar utang. “Indonesia tidak punya sejarah gagal bayar utang jadi kemungkinan tidak bisa membayar utang kecil,” tegasnya.
Sebagai gosip berdasarkan data Asian Bonds Online, Indonesia yakni negara mempunyai tingkat bunga utang sebesar 8,12%. Sementara bunga utang Filipina 6,47%, Vietnam 4,88%, Malaysia sebesar 4,07%, Thailand 2,27%, dan Singapura 2,21% atau terendah di ASEAN. [SN]
Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui gosip menarik lainnya @Tahukah.Anda.News
0 komentar